Penatausahaan barang milik organisasi atau pemerintah merupakan suatu
bentuk pertanggung jawaban atas pengelolaan barang. Secara historis
barang kekayaan organisasi atau pemerintah pada hakikatnya adalah
kekayaan masyarakat. Oleh karena itu tanggung jawab moral bagi pengelola
barang amat berat. Namun masih banyak dijumpai di berbagai organisasi
baik pemerintah maupun swasta kurang mengetahui secara pasti berapa
tepatnya kekayaan yang dimiliki, dan bahkan tidak mengetahui dimana aset
tersebut berada.
Pada umumnya aset atau saran dan prasarana kebanyakan berupa alat atau
perabotan yang digunakan oleh organisasi dalam menunjang kegiatan
operasional organisasi dalam rangka mencapai tujuannya. Namun apakah
pengelolaan sarana dan prasarana organisai sudah dilakukan dengan baik?
Pertanyaan ini kebanyakan akan dijawab sudah baik, karena jika ternyata
fakta di lapangan terjadi sebaliknya mereka akan menghindar dan melepas
tanggung jawabnya. Artinya masih banyak sekali kasus hilangnya
barang-barang milik/kekayaan organisasi baik swasta maupun pemerintah
yang sulit di lacak keberadaannya. Mengapa terjadi demikian?
Terhadap pertanyaan di atas secara umum boleh dikatakan karena masih
lemahnya pengelolaan atau pengadministrasian dan penata usahaan barang
milik/kekayaan organisasi. Penatausahaan barang milik/kekayaan
organisasi perlu mendapatkan perhatian yang sungguh-sungguh. Karena
apabila tidak dilakukan dengan sungguh-sungguh sangat merugikan
organisasi.
Penatausahaan barang milik/kekayaan organisasi layaknya disebut
inventarisasi. Inventaris menunjuk pada barang/benda yang secara resmi
menjadi milik organisasi. Sedangkan inventarisasi merupakan suatu proses
penghitungan, pencatatan, penggolongan, pengklasifikasian, pengkodean,
terhadap barang/sarana prasarana yang dimuat dalam suatu daftar. Karena
itu Inventarisasi adalah suatu kegiatan yang meliputi pendaftaran,
pencatatan dalam daftar, penyusunan atau pengaturan barang-barang milik
negara atau daerah serta melaporkan pemakaian barang-barang kepada
pejabat yang berwenang secara teratur dan tertib menurut ketentuan dan
tata cara yang berlaku sehingga mempermudah dalam penyajian data
kekayaan negara baik barang-barang tetap maupun barang-barang bergerak.
Kegiatan pencatatan sampai dengan pelaporan ini disebut inventarisai,
sedangkan barang sebagai obyek yang dicatat yang berupa benda/barang
tahan lama disebut barang inventaris.
Tujuan, Manfaat, dan Dasar Hukum
Tujuan Inventarisasi.
Secara umum, inventarisasi dilakukan dalam rangka usaha penyempurnaan
pengurusan dan pengawasan yang efektif terhadap sarana dan prasarana
yang dimiliki oleh suatu sekolah. Secara khusus, inventarisasi dilakukan
dengan tujuan-tujuan sebagai berikut:
- Untuk menjaga dan menciptakan tertib administrasi sarana dan prasarana yang dimiliki oleh suatu organisasi.
- Untuk menghemat keuangan baik dalam pengadaan maupun untuk pemeliharaan dan penghapusan sarana dan prasarana.
- Sebagai bahan atau pedoman untuk menghitung kekayaan suatu organisasi dalam bentuk materiil yang dapat dinilai dengan uang.
- Untuk memudahkan pengawasan dan pengendalian sarana dan prasarana yang dimiliki oleh suatu organisasi.
Manfaat Inventarisasi
Menurut Sanderson (2000) inventarisasi memiliki beberapa manfaat sebagai berikut:
- Mencatat dan menghimpun data aset yang dikuasahi unit organisasi/ departemen.
- Menyiapkan dan menyediakan bahan laporan pertanggungjawaban atas penguasaan dan pengelolaan aset organisasi/ negara.
- Menyiapkan dan menyediakan bahan acuan untuk pengawasan aset organisasi atau negara.
- Menyediakan informasi mengenai aset organisasi/negara yang dikuasai departemen sebagai bahan untuk perencanaan kebutuhan, pengadaan dan pengelolaan perlengkapan departemen.
- Menyediakan informasi tentang aset yang dikuasai departemen untuk menunjang perencanaan dan pelaksanaan tugas departemen.
Hal-hal yang masih relevan pada PP Nomor. 6 Tahun 2006 tentang
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah, adalah hal yang mengatur tentang
hak kepemilikan pengelolaan dan hak atas kuasa harta/kekayaan milik
negara. Dalam PP tersebut menyebutkan institusi dan pejabat penangnggung
jawab atas kekayaan milik negara, yaitu:
- Pembina Umum (Penum): adalah presiden, yang secara fungsional dilakukan oleh menteri keuangan yang selanjutnya dilimpahkan kepada Direktur Jendral Moneter.
- Pembina Barang Inventarisasi(PBI):adalah menteri, yang secara fungsional dilakukan oleh pejabat eselon 1
- Penguasaan Barang Inventaris: Semua semua pejabat eselon I, dan Kakanwil (Pembantu penguasaan).
- Unit Pengurusan Barang (UPB): Kantor atau satuan kerja, dimana barang milik/kekayaan negara berada.
- Penanggungjawab Pengawas Barang Inventaris (PPBI): Kepala kantor(Kuasa materi/ barang).
- Unit Pengelola Barang (UPB): yaitu orang yang karena negara ditugasi menerima, menyimpan dan mengeluarkan barang atas perintah Kuasa Barang. Pada umumnya bendahara material adalah penguasa gudang.
Langkah-Langkah Inventarisasi
- Menyiapkan Lembar Hasil Opnam Barang Inventaris (LHOPBI)
- Menyiapkan Buku Induk Barang Inventaris (BIBI)
- Menyiapkan Buku Golongan Barang Inventaris (BGBI)
- Menyiapkan Kode Klasifikasi Barang Inventaris
- Menyiapkan Daftar Kode Akuntan Pengguna Barang
- Menyiapkan Daftar Kode Wilayah
0 komentar:
Posting Komentar